Petani Tembakau Disusun Oleh Nadya Sofwa Aulia
Tembakau merupakan komoditas perkebunan yang sangat menjanjikan. Dalam bentuk cukai rokok, tembakau menyumbang pendapatan nasional sebesar lebih dari 150 triliun rupiah per tahun. Namun, kesejahteraan petani tembakau sebagai produsen bahan baku rokok tidak sebanding dengan kontribusinya pada pendapatan negara dari cukai. Di Kabupaten Temanggung yang dijuluki sebagai Kota Tembakau, keadaan petani tembakau tidaklah sejahtera. Mereka tetap setia menjadi petani tembakau meski ada alternatif komoditas tanaman pertanian yang lain.
Untuk memperoleh data, tim melakukan observasi dan wawancara mendalam di Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah pada bulan Juli dan September. Tim juga melakukan riset data sejarah, riset data kesejahteraan sosial di BPS dan Dinas Sosial Kabupaten Temanggung, serta melakukan kajian literatur sekunder. “Dengan memadukan pendekatan etnografi dan sejarah, ditemukan bahwa jeratan tengkulak dan keterlibatan golongan Cina di wilayah ini merupakan bagian penting dalam pembentukan mitos-mitos tembakau,” kata Abdila dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (11/10) di Kampus UGM.
Tim juga menemukan bahwa petani membentuk persepsi terbalik dari realitas perekonomian tembakau. Terdapat beberapa kondisi yang tidak menguntungkan dalam perekonomian tembakau meliputi harga jual tembakau yang tidak dapat diprediksi, ketergantungan kuat pada cuaca ekstrem untuk menghasilkan tembakau baik dan menghindari gagal panen, serta penghentian subsidi pupuk akibat kebijakan pertembakauan. “Dalam permodalan, petani terhubung dengan tengkulak dengan besaran bunga 50% yang dikenal dengan sistem
Comments
Post a Comment